Review Film: Wendell & Wild Ketika dua raksasa dunia horor dan fantasi berkolaborasi, ekspektasi penonton tentu melambung tinggi. Wendell & Wild, yang dirilis pada tahun 2022, adalah buah dari pertemuan pikiran kreatif Henry Selick—sang maestro stop-motion di balik The Nightmare Before Christmas dan Coraline—dengan Jordan Peele, sineas visioner yang merevolusi horor modern lewat Get Out dan Us. Hasilnya adalah sebuah karya animasi yang liar, anarkis, dan secara visual menakjubkan, yang menolak untuk tunduk pada norma film keluarga konvensional.
Film ini berkisah tentang Kat Elliot, seorang remaja yatim piatu yang tangguh, penuh rasa bersalah, dan penggemar musik punk rock. Setelah kembali ke kampung halamannya yang sekarat, Rust Bank, Kat secara tidak sengaja memanggil dua iblis bersaudara yang licik namun konyol, Wendell dan Wild, ke dunia manusia. Namun, ini bukan sekadar cerita tentang pengusiran setan atau ketakutan standar. Di balik premis supranaturalnya, film ini merajut narasi kompleks tentang trauma masa lalu, korupsi korporat, dan pencarian jati diri di tengah sistem yang rusak. Dengan estetika yang gritty dan nada yang gelap, Wendell & Wild menawarkan pengalaman menonton yang unik dan berani.
Estetika Stop-Motion yang “Kasar” dan Berkarakter
Hal pertama yang membedakan Wendell & Wild dari animasi stop-motion kontemporer lainnya—seperti karya studio Laika yang cenderung sangat halus—adalah keputusan artistik Henry Selick untuk membiarkan “ketidaksempurnaan” tetap terlihat. Selick dengan sengaja tidak menghapus garis sambungan pada wajah karakter (face seams) secara digital. Hal ini memberikan tekstur yang kasar, mentah, dan sangat hand-made pada visualnya. Penonton diingatkan secara konstan bahwa apa yang mereka lihat adalah boneka fisik yang digerakkan tangan manusia frame demi frame, menciptakan nuansa yang taktil dan otentik.
Desain karakternya sendiri sangat eksentrik dan jauh dari kata “cantik” dalam pengertian tradisional. Karakter didesain dengan proporsi yang tajam, sudut-sudut geometris yang aneh, dan tekstur yang menyerupai ukiran kayu atau kertas kasar. Dunia bawah tanah tempat para iblis tinggal digambarkan dengan palet warna neon psikedelik yang kontras dengan kesuraman kota Rust Bank yang abu-abu dan dingin. Pendekatan visual ini sangat cocok dengan tema afro-punk yang diusung oleh karakter utamanya, menciptakan identitas visual yang memberontak dan penuh gaya, berbeda dari kehalusan plastis animasi komputer pada umumnya.
Narasi Sosial di Balik Horor Komedi Review Film: Wendell & Wild
Salah satu jejak paling jelas dari keterlibatan Jordan Peele dalam penulisan naskah adalah tebalnya muatan kritik sosial dalam cerita. Wendell & Wild tidak takut untuk menyentuh topik-topik berat yang jarang dibahas dalam animasi untuk remaja. Film ini secara eksplisit mengkritik kompleks industri penjara swasta (prison-industrial complex) dan gentrifikasi. Antagonis manusia dalam film ini bukanlah penyihir jahat, melainkan pengusaha korup yang ingin menghancurkan kota demi membangun penjara swasta untuk mencari keuntungan finansial.
Isu-isu seperti sistem peradilan anak yang tidak adil, eksploitasi korporat, dan pengabaian terhadap kaum marginal menjadi latar belakang yang kuat bagi konflik supranaturalnya. Meskipun terkadang plotnya terasa agak padat dan berjejal karena berusaha menyeimbangkan elemen fantasi dengan realitas sosial, ambisi film ini untuk mencerdaskan penontonnya patut diacungi jempol. Ia tidak memperlakukan penonton muda dengan naif; sebaliknya, ia mengajak mereka melihat bahwa monster yang sesungguhnya sering kali bukan berwujud iblis bertanduk, melainkan keserakahan manusia yang berlindung di balik setelan jas dan hukum.
Karakterisasi Kat Elliot dan Representasi
Jantung emosional dari film ini adalah Kat Elliot. Ia adalah antitesis dari protagonis wanita Disney pada umumnya. Kat adalah seorang anti-heroine yang marah, sinis, dan memendam trauma mendalam akibat kematian orang tuanya yang ia yakini sebagai kesalahannya. Rambut hijaunya, sepatu bot tempurnya, dan selera musik punk-nya bukan sekadar kosmetik, melainkan baju zirah yang ia gunakan untuk melindungi diri dari dunia yang telah mengecewakannya. Perjalanan Kat bukanlah tentang menjadi putri yang manis, melainkan tentang berdamai dengan masa lalunya (“scream bear”-nya) dan belajar mempercayai orang lain lagi. (berita olahraga)
Dinamika antara Wendell dan Wild, yang disuarakan oleh duo komedian Keegan-Michael Key dan Jordan Peele, memberikan keseimbangan komedi yang sangat dibutuhkan di tengah tema yang berat. Chemistry legendaris mereka terjemahkan dengan sempurna ke dalam bentuk animasi, menghadirkan dialog-dialog cepat dan humor slapstick yang menghibur. Selain itu, film ini juga dipuji karena inklusivitasnya yang natural. Kehadiran karakter trans, Raul, yang digambarkan dengan penuh hormat dan menjadi bagian integral dari tim pahlawan, menambah lapisan modernitas dan relevansi pada cerita tanpa terasa dipaksakan sebagai agenda tokenisme.
Kesimpulan Review Film: Wendell & Wild
Secara keseluruhan, Wendell & Wild adalah sebuah karya seni yang berani, berisik, dan penuh semangat pemberontakan. Film ini mungkin tidak memiliki narasi yang paling rapi—dengan banyaknya subplot yang terkadang berebut perhatian—namun kekurangannya tertutupi oleh visi artistik yang kuat dan orisinalitasnya. Henry Selick membuktikan bahwa di usia senjanya, ia masih memiliki sentuhan magis untuk menghidupkan benda mati menjadi mimpi buruk yang indah.
Bagi penggemar horor ringan, seni stop-motion, atau mereka yang merindukan film dengan estetika gothic dan punk, Wendell & Wild adalah tontonan wajib. Ini adalah film yang merayakan orang-orang buangan, mereka yang berbeda, dan mereka yang berani melawan arus. Di balik wajah-wajah boneka yang retak dan iblis-iblis konyol, terdapat cerita yang sangat manusiawi tentang bagaimana kita menghadapi hantu-hantu pribadi kita dan menemukan kekuatan dalam komunitas. Sebuah tambahan yang berharga dan unik dalam katalog animasi modern.
review film ……

